DIALEKTIKA KUNINGAN — Satuan Tugas (Satgas) Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mengambil sikap tegas dan transparan terkait isu kebersihan dapur MBG.
Menyusul kekhawatiran publik tentang nasib dapur yang belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) pasca-batas waktu 30 Oktober 2025, Ketua Satgas MBG Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., yang juga menjabat Pj Sekda Kuningan, menegaskan bahwa keamanan pangan anak-anak adalah prioritas tertinggi yang tidak dapat ditawar.
Progres Fantastis: 94 Dapur Lolos Inspeksi Awal, Ribuan Penjamah Pangan Dilatih
Satgas MBG Kuningan memamerkan progres signifikan yang mereka capai per 4 November 2025. Data ini membantah anggapan bahwa dapur-dapur MBG berjalan tanpa pengawasan.
| Indikator | Jumlah Dapur | Keterangan |
| SPPG Lolos Inspeksi Kelayakan Lingkungan (IKL) | 94 Dapur | Lolos tahap awal verifikasi kebersihan fisik. |
| SPPG Memenuhi Syarat Hasil Lab | 88 Dapur | Lolos uji sampel makanan, dipastikan aman. |
| SLHS yang Telah Terbit | 67 Dapur | Sudah kantongi sertifikasi akhir dan siap beroperasi penuh. |
| Penjamah Pangan Terlatih | 2.768 Orang | Semua penjamah telah dibekali pelatihan keamanan pangan. |
“Data ini menunjukkan bahwa seluruh dapur MBG di Kabupaten Kuningan telah bergerak aktif dan serius dalam proses pemenuhan standar higiene dan sanitasi,” ujar Wahyu Hidayah, Selasa (4/11/2025), menekankan bahwa 94 dari 104 dapur telah mengajukan SLHS atau sekitar 90% telah berada di tahap akhir sertifikasi.
Menanti Juknis Pusat: Ditutup atau Dibina?
Terkait desakan publik untuk menutup dapur yang belum bersertifikat, Satgas Kuningan menyatakan akan patuh pada regulasi, namun memilih bersikap proporsional.
“Kami saat ini menunggu petunjuk teknis (juknis) resmi dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan Pemprov Jabar terkait mekanisme tindak lanjut bagi dapur yang belum kantongi SLHS. Bila dalam juknis disebutkan bahwa dapur wajib ditutup sementara, tentu kami akan laksanakan,” jelas Wahyu.
Namun, Satgas MBG Kuningan tidak akan gegabah. Prinsip “pembinaan lebih diutamakan daripada penutupan” akan diterapkan, selama dapur menunjukkan komitmen dan progres nyata.
Sanksi Siap Dijatuhkan Demi Keselamatan Anak
Meskipun mengedepankan pembinaan, Satgas Kuningan menegaskan bahwa opsi penutupan sementara tetap menjadi pilihan terakhir yang siap dieksekusi.
“Jika ada dapur yang terbukti abai dan berpotensi menimbulkan risiko bagi anak-anak penerima manfaat, maka langkah penutupan sementara tetap dapat diambil sebagai opsi terakhir demi keselamatan bersama,” tutupnya. Hal ini menjadi peringatan keras bagi pengelola dapur yang tidak serius memenuhi standar kebersihan.***
Baca juga berita-berita menarik dialektika.id dengan klik Google News.







