DIALEKTIKA KUNINGAN — Signal Iduna Park berubah menjadi panggung drama epik ala Shakespeare. Borussia Dortmund menang 3-1 atas Barcelona, tapi tetap tersingkir dari Liga Champions, Rabu 16 April 2025.
Kenapa? Karena agregat itu sobat Dialektizen! Ya, Blaugrana unggul 5-3 secara keseluruhan.
Serhou Guirassy, sang pahlawan yang mencetak hattrick, mungkin merasa seperti gladiator yang berjuang mati-matian hanya untuk diberi tahu bahwa arena sudah tutup.
Penalti gaya Panenka, sundulan maut, dan sepakan kaki kiri—semuanya sia-sia.
Bahkan gol bunuh diri Ramy Bensebaini yang seharusnya menjadi “hadiah” untuk Barcelona, malah membuat Dortmund semakin frustrasi.
Barcelona, di sisi lain, bermain seperti sedang liburan. Mereka hanya perlu bertahan dan sesekali menikmati “hiburan” dari kesalahan Dortmund.
Pelatih Hansi Flick bahkan sempat tersenyum kecil saat gol bunuh diri terjadi. Mungkin dia berpikir, “Ini terlalu mudah”.
Akhirnya, Dortmund harus puas dengan kemenangan yang tidak berarti, sementara Barcelona melaju dengan santai ke semifinal.
Drama ini mengingatkan kita bahwa sepakbola bukan hanya soal skor, tapi juga soal strategi, keberuntungan, dan, tentu saja, agregat!***
Baca juga berita-berita menarik Dialektika.id dengan klik Google News.
