Dialektika Kuningan — Film “Norma: Antara Mertua dan Menantu” diadaptasi dari kisah nyata yang viral di Indonesia, menggambarkan perselingkuhan yang mengejutkan antara seorang suami dan ibu kandung istrinya.
Dengan pemeran utama Tissa Biani, Wulan Guritno, dan Yusuf Mahardika, film ini menyelami kedalaman emosi dan trauma yang dialami Norma.
Sinopsis film ini mengeksplorasi sisi gelap hubungan keluarga, menyoroti pengkhianatan dan dampaknya yang menghancurkan bagi Norma. Ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa suaminya berselingkuh dengan ibunya sendiri.
Di bawah arahan sutradara Guntur Soeharjanto, film ini menyajikan visual yang kuat dan narasi yang sarat emosi.
Tissa Biani memberikan penampilan yang memukau sebagai Norma, sementara Wulan Guritno berhasil menggambarkan kompleksitas karakter seorang ibu yang menjadi sumber konflik utama.
Pesan dan Relevansi Norma: Antara Mertua dan Menantu
Film ini tidak hanya menyentuh isu hubungan keluarga, tetapi juga sisi psikologis dari masing-masing karakter.
Dengan tema yang relevan dan sensitif, Norma diharapkan dapat mengajak penonton untuk merenungkan pentingnya komunikasi dan batasan dalam keluarga.
Wulan Guritno, aktris senior Indonesia, dikenal dengan kemampuan aktingnya yang mumpuni dan totalitas dalam setiap peran yang dimainkannya.
Dalam film “Norma: Antara Mertua dan Menantu”, Wulan Guritno memerankan karakter Rina, seorang ibu yang tega berselingkuh dengan menantunya sendiri.
Berikut beberapa hal menarik dari akting Wulan Guritno yang membuat film ini layak ditonton:
Film ini diangkat dari kisah nyata yang viral di media sosial.
Film ini disutradarai oleh Guntur Soeharjanto.
Film ini ditulis oleh Oka Aurora dan Norma Risma.
Lagu “Tak Sanggup Lagi” dari Rossa menjadi soundtrack film ini.
Film ini dijadwalkan tayang perdana pada 31 Maret 2025, yang bertepatan dengan hari pertama Lebaran 2025.
Wulan Guritno dan Pendalaman Karakter yang Kuat
Wulan Guritno mampu menghidupkan karakter Rina dengan sangat baik. Ia berhasil menampilkan sosok seorang ibu yang manipulatif dan penuh ambisi.
Ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan intonasi suara yang digunakan Wulan Guritno sangat mendukung penggambaran karakter Rina yang kompleks dan penuh kontroversi.
Wulan Guritno tidak ragu untuk memerankan adegan-adegan yang menantang dan emosional. Ia mampu menyampaikan rasa sakit, kemarahan, dan penyesalan yang dirasakan oleh karakter Rina.
Keberanian Wulan Guritno dalam mengambil peran yang kontroversial ini patut diacungi jempol. Ia tidak takut untuk keluar dari zona nyaman dan mengeksplorasi sisi gelap dari karakter yang dimainkannya.
Chemistry yang Memukau
Wulan Guritno berhasil membangun chemistry yang kuat dengan para pemain lainnya, terutama dengan Yusuf Mahardika yang berperan sebagai Irfan, menantunya.
Interaksi antara Wulan Guritno dan Yusuf Mahardika dalam film ini sangat intens dan menggugah emosi.
Pesan Moral yang Dalam
Akting Wulan Guritno dalam film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan moral yang dalam tentang pentingnya menjaga hubungan keluarga dan menghindari pengkhianatan.
Penggambaran tokoh Rina yang dilakukan Wulan, dapat membuat penonton berfikir akan dampak dari sebuah tindakan yang salah.
Secara keseluruhan, akting Wulan Guritno dalam film “Norma: Antara Mertua dan Menantu” sangat memukau dan layak untuk diapresiasi. Ia berhasil membawakan karakter yang kontroversial dengan sangat baik, dan memberikan penampilan yang tak terlupakan.***
Baca juga berita-berita menarik Dialektika.id dengan klik Google News.