DIALEKTIKA KUNINGAN — Ajang Debat Pilbup Kuningan 2024 yang berlangsung pada Minggu, 3 November 2024 malam, berjalan sengit, hingga menjadi sorotan oleh beragam lapisan masyarakat di Kota Kuda.
Ketiga Paslon yang ikut bertarung dalam memperebutkan kursi kepemimpinan untuk lima tahun kedepan itu pun, saling melontarkan gagasan dan janji kampanyenya pada ajang Debat Pilbup Kuningan 2024, yang berlangsung di Horison Tirta Sanita Kuningan, Minggu malam 3 November 2024.
Ajang Debat Pilbup Kuningan 2024 kian memanas tak kala Moderator yang diisi oleh Seera Safira, meminta ketiga paslon diberi kesempatan untuk saling melontarkan pertanyaan kepada sang lawan.
Momentum unik dan cukup menggelitik terjadi saat Calon Bupati (Cabup) Yanuar Prihatin nomor urut 3 yang berpasangan dengan Udin Kusnedi, pada saat Debat Pilbup Kuningan 2024 memasuki sesi tanya jawab kepada para paslon.
Yanuar Prihatin justru meminta saran kepada Cabup nomor urut 1, Dian Rachmat Yanuar, tentang cara meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kuningan, jika dirinya dan Udin Kusnedi terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati untuk lima tahun kedepan.
Yanuar Prihatin menyebut, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Kabupaten Kuningan adalah upaya menaikkan level kapasitas keuangan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang menurutnya kini berada di angka 2,8 triliun pun belum cukup mampu mengatasi beragam permasalahan yang terjadi.
“Pertanyaan saya adalah, hitungan kami itu harus naik pada level 4 triliun. Apabila saya jadi bupati dan bapak Udin jadi wakil bupati, apa yang bapak sarankan ke kami untuk menaikan level dari 2,8 triliun menjadi 4,4 triliun,” sahut Cabup Yanuar Prihatin .
Mantan Anggota DPR RI ini menilai, peningkatan kapasitas keuangan atau APBD sangat penting, hingga disebut-sebut sebagai kunci utama mengatasi beragam persoalan yang kini terjadi.
Mendapat permintaan saran dari Yanuar Prihatin tatkala dirinya berandai-andai memenangan konstestasi dan menduduki jabatan Bupati Kuningan dalam lima tahun kedepan, langsung direspon oleh Cabup Dian Rachmat Yanuar.
Uniknya, sebelum menjawab, Cabup Dian justru turut serta meminta Yanuar Prihatin, untuk memberikan saran dan contoh ketika dirinya yang justru menang.
“Pak Yanuar juga mencontoh kalo saya jadi Bupati dan Bu Tuti jadi Wakil Bupati,” kata Dian.
Dalam paparannya, Dian tak menampik bahwa Kabupaten Kuningan hingga saat ini masih kekurangan dalam hal Pemasukan Daerah (PAD) yang hanya menembus angka Rp450 miliar, atau hanya sekitar 12 persen dari total APBD 2,8 triliun.
“Kita mengakui Kuningan hari ini, terkait dengan fiskal hanya mencapai 12 persen. Dari 2,8 triliun, PAD kita hanya menghasilkan kurang lebih Rp450 miliar. Ini ada hal yang harus bicara hati-hati. Pendapatan asli daerah kita tingkatkan, kalo kita mendorong hanya dari sektor pajak saat ini kita tidak bisa paksakan. Apalagi kondisi rakyat kuningan yang belum baik,” paparnya.
Dian Kasih Saran Yanuar
Atas adanya permintaan saran dari Yanuar Prihatin dia yang menjadi Bupati Kuningan, Dian pun memberikan beberapa saran dalam upaya menaikkan kapasitas keuangan Kabupaten Kuningan, yang salah satunya pemanfaatan aset daerah.
“Banyak aset Kabupaten Kuningan hari ini memang masih belum memberikan sesuatu yang bernilai bagi pendapatan asli daerah. Kedua tadi, Badan Usaha Milik Daerah juga harus maksimalkan,” imbuh mantan Sekda Kuningan tersebut.
Dian pun menyebut bahwa dirinya menginginkan adnaya perbaikan pada sistem cashless dan kebocoran yang bersifat manual harus terus ditekan.
“Selanjutnya, yang terpenting hubungan linier antar daerah dan pusat. Hari ini kita akui Pak Prabowo sebagai Presiden pasti akan memberikan kepada daerah dan kabupaten, dalam tanda kutip ketergantungan fiskal masih rendah,” tuturnya.
Dian menegaskan, bahwa didasarkan pengalamannya mana kala menjabat posisi di birokrasi, bahwa upaya peningkatan PAD bukan suatu hal yang mudah begitu saja.
“Saya tidak tahu perhitungannya pak Yanuar bisa melenceng ke 4 Triliun. Tapi saya pelaku tim anggaran bertahun-tahun agak kesulitan. Kita harus realistis, kita sudah berkaca dari pengalaman peningkatan PAD tidak semudah membalikan telapak tangan. Tergantung dari keuangan APBN, yang saya tahu dua tahun dana alokasi menurun dan PAD kita tak sesuai target,” tandasnya.***
Baca juga berita-berita menarik Dialektika.id dengan klik Google News.