DIALEKTIKA — Memasuki hari ke-28, menandakan umat Islam yang menjalankan puasa di bulan suci sudah mendekati pengujung Ramadhan.
Siapa Muslim yang benar menjalankan ibadah puasa Ramadhan, maka ia akan mendapatkan kemenangan di Hari Raya Idul Fitri.
Keistimewaan dan keberkahan Ramadhan sebagai bulan suci, dikarenakan penuh rahmat, maghfirah, dan ampunan.
Namun, bulan puasa Ramadhan juga terkadang menjadi bulan yang begitu riuh.
Terutama menginjak pengujung Ramadhan, sebagian orang ada yang sibuk sendiri melakukan itikaf mengurusi spiritualitas rohaniah saja, dengan berdiam diri terus-menerus di Masjid.
Sebagian lagi riuh dengan urusan fisik dhohir, seperti mudik Lebaran, beli baju dan perlengkapan Lebaran lainnya.
Sampai-sampai mereka mengerahkan sekuat-kuatnya daya tenaga ingin mencari uang banyak, hingga hal-hal yang tak lazim pun kerap terdengar.
Hanya demi meraup uang banyak untuk dipergunakan keperluan Lebaran, manusia seketika menjadi pemalak bagai preman minta-minta jatah ke pejabat atau ke pengusaha dan sebagainya.
Walaupun, ada pula orang yang dengan kelebihan hartanya, di bulan suci ini ingin berbagi. Ataupun juga mempersiapkan lembaran-lembaran uangnya untuk dibagikan nanti di Hari Raya Idul Fitri.
Di sinilah ke-istiqomah-an kita diuji. Apakah kita memandang puasa Ramadhan sebatas fenomena semata, tanpa melihat faedah atau efeknya.
Padahal, orang yang sungguh-sungguh mengenal Ramadhan tentunya bakal sedih, dan berdoa agar diberi umur panjang bisa dipertemukan Ramadhan tahun depan.