Dialektika Kuningan — Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS (Amerika Serikat) menunjukkan penguatan signifikan pada pembukaan perdagangan Jumat, 4 April 2025.
Rupiah, mata uang Garuda menguat 93 poin atau 0,55 persen, berada di angka Rp16.653 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp16.746.
Penguatan ini terjadi di tengah kebijakan tarif baru yang kontroversial dari Presiden AS, Donald Trump, yang meningkatkan bea masuk hingga 32 persen pada produk asal Indonesia.
Langkah tersebut memicu dinamika ekonomi global dan mendorong kekhawatiran akan retaliasi dari negara-negara lain.
Faktor di Balik Penguatan Rupiah
Menurut Fakhrul Fulvian, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, rupiah saat ini sedang menuju keseimbangan baru setelah tekanan akibat perang tarif AS. Selain itu, pelemahan dolar AS akibat potensi resesi di AS menjadi salah satu faktor pendukung.
Lukman Leong, analis Doo Financial Futures, menilai bahwa kekhawatiran pasar terhadap kebijakan proteksionis Trump turut menekan dolar, memberikan peluang bagi penguatan rupiah.
Respon Dunia terhadap Kebijakan Donald Trump
Tarif tambahan AS memicu respons keras dari berbagai negara. Kanada, Uni Eropa, dan China telah mengumumkan rencana balasan sebagai upaya melindungi ekonomi mereka.
Sementara itu, pemerintah Indonesia memilih pendekatan diplomasi untuk mengatasi tekanan ini, sembari mengeksplorasi peluang baru di sektor ekspor seperti tekstil dan nikel.
Prospek Rupiah ke Depan
Pasar keuangan Indonesia diperkirakan stabil, meskipun dampak kebijakan perang tarif ini sudah diperhitungkan.
Para analis memproyeksikan nilai tukar rupiah akan tetap dalam kisaran Rp16.600 hingga Rp16.800 per dolar AS dalam waktu dekat, dengan kemungkinan penguatan lebih lanjut.***
Baca juga berita-berita menarik dialektika.id/ dengan klik Google News.
