Scroll untuk baca artikel
Sosial

Kebersamaan Jadi Pilar Utama di Balik Gebyar FORSSOSTAN Diskatan Kuningan 2025

4
×

Kebersamaan Jadi Pilar Utama di Balik Gebyar FORSSOSTAN Diskatan Kuningan 2025

Sebarkan artikel ini

DIALEKTIKA KUNINGAN — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan (Diskatan) menegaskan bahwa kekuatan utama instansi bukan sekadar program atau anggaran, melainkan soliditas sumber daya manusianya.

Hal itu tercermin dalam perhelatan Gebyar FORSSOSTAN 2025, yang berlangsung meriah namun sarat makna di Lapangan Diskatan, Jumat pagi, 19 September 2025.

Acara puncak ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia dan Hari Jadi ke-527 Kuningan, dengan mengusung tema: “Optimalkan Potensi Menuju Ketahanan dan Kemandirian Pangan sebagai Implementasi Kuningan Melesat.”

Namun lebih dari itu, FORSSOSTAN — singkatan dari Forum Olahraga, Seni, dan Sosial Diskatan — menjadi ruang strategis bagi penguatan nilai-nilai kebersamaan, penghargaan terhadap purna bakti, serta partisipasi kolektif pegawai dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan produktif.

Kebersamaan Lebih Penting dari Kemewahan

Kegiatan dikemas dalam format santai dan menyenangkan: fun games, jalan santai, hingga pembagian ratusan hadiah hiburan dan doorprize utama berupa satu unit sepeda motor.

Uniknya, hadiah motor tersebut bukan disediakan oleh sponsor besar, melainkan hasil iuran sukarela dari pegawai yang tergabung dalam FORSSOSTAN.

“Ini kegiatan dari kita untuk kita,” tegas Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., Penjabat Sekda sekaligus Kepala Diskatan. Ia mengapresiasi semangat gotong royong seluruh pegawai, meski acara diselenggarakan dengan anggaran terbatas. “Inilah wajah lain dari reformasi birokrasi: bukan hanya soal efisiensi, tapi juga bagaimana kita membangun solidaritas,” ungkapnya dalam sambutan.

Salah satu momen paling emosional dalam acara ini adalah sesi penghormatan dan pelepasan para pegawai purna bakti.

Diskatan menempatkan mereka sebagai simbol dedikasi dan pengabdian, yang patut dijadikan teladan bagi generasi ASN berikutnya.

“Tanah dan bangunan bisa diganti. Tapi semangat dan pengalaman para purna bakti adalah warisan tak ternilai,” tutur Wahyu.

FORSSOSTAN: Lebih dari Sekadar Forum

Ketua Panitia, Ating Setiawan, S.P., menjelaskan bahwa FORSSOSTAN bukan hanya agenda tahunan hiburan semata, tapi wadah strategis yang terus menumbuhkan budaya kerja kolaboratif.

“Kita ingin pegawai merasa menjadi bagian dari keluarga besar, bukan sekadar individu yang bekerja di instansi,” ujarnya.

Dengan konsep fun, inklusif, dan penuh penghargaan, forum ini berhasil menumbuhkan semangat kerja berbasis kepercayaan dan kepedulian sosial—dua nilai yang kini menjadi kunci keberhasilan organisasi publik di era modern.

Manajemen ASN Berbasis Nilai

Gebyar FORSSOSTAN 2025 bukan hanya penutup rangkaian peringatan kemerdekaan, tetapi juga refleksi tentang bagaimana instansi pemerintah bisa menjadi tempat kerja yang sehat secara mental dan emosional.

Melalui pendekatan humanistik ini, Diskatan menunjukkan bahwa kesejahteraan emosional dan hubungan sosial antarpegawai sama pentingnya dengan target-target teknokratis yang dikejar.

Dengan penuh kehangatan dan semangat kolektif, FORSSOSTAN membuktikan bahwa budaya kerja yang sehat adalah fondasi dari ketahanan kelembagaan—sejalan dengan semangat Kuningan Melesat yang terus digaungkan di berbagai lini pemerintahan daerah.***

Baca juga berita-berita menarik dialektika.id/ dengan klik Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *