Scroll untuk baca artikel
EkonomiOtomotifTech

GIIAS 2025 Jadi Ajang Branding dan Inovasi Teknologi: Sayang, Daya Beli Lesu Tahun Ini?

×

GIIAS 2025 Jadi Ajang Branding dan Inovasi Teknologi: Sayang, Daya Beli Lesu Tahun Ini?

Sebarkan artikel ini

DIALEKTIKA — Meski menjadi pusat perhatian publik selama hampir dua pekan, Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS 2025) menunjukkan bahwa kebangkitan industri otomotif nasional tidak bisa hanya mengandalkan pameran besar semata.

Di tengah tekanan ekonomi yang masih berlanjut, para pelaku industri tampaknya mulai menggeser fokus mereka: dari mengejar angka penjualan, menjadi memperkuat citra merek dan memperkenalkan teknologi terbaru kepada pasar.

Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, mengakui bahwa pameran tahun ini mengalami peningkatan jumlah pengunjung sekitar 5–10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, ia juga mengisyaratkan bahwa pertumbuhan tersebut tidak serta-merta mengangkat transaksi secara signifikan.

“Kalau dari sisi penjualan memang terlihat belum optimal, karena kondisi ekonomi cukup menantang. Namun pameran ini lebih ditujukan untuk memperkenalkan inovasi dan teknologi terkini kepada masyarakat,” ujarnya saat penutupan GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang, Sabtu 2 Agustus 2025.

Perubahan Arah Strategi: Dari Transaksi ke Edukasi Pasar

GIIAS tahun ini diikuti lebih dari 60 merek otomotif global, termasuk puluhan brand mobil penumpang, kendaraan komersial, sepeda motor, serta industri pendukung lainnya. Tak sedikit dari mereka memanfaatkan momentum ini bukan untuk menjual, tetapi untuk memperkuat posisi pasar dan membentuk persepsi merek.

Beberapa pabrikan bahkan menghadirkan purwarupa kendaraan listrik, kendaraan berbasis AI, hingga mobil konsep dengan teknologi canggih lainnya. Tak sedikit pula yang menawarkan program test drive sebagai cara membangun koneksi emosional dengan calon konsumen.

“Dalam situasi seperti sekarang, memperkuat branding sama pentingnya dengan mengejar penjualan. Pameran seperti ini adalah panggung komunikasi strategis bagi industri,” kata seorang analis pemasaran otomotif yang hadir dalam pameran.

Potensi Besar, Tapi Rasio Kepemilikan Masih Rendah

Baca Juga:  Strategi Jitu Industri Otomotif Indonesia Hadapi Tarif Trump: Peluang Emas di Tengah Tantangan Global

Meski daya beli masyarakat masih menjadi tantangan, Indonesia tetap memiliki potensi pasar otomotif jangka panjang. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya saat pembukaan pameran menyoroti rendahnya rasio kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia.

“Rasio kepemilikan mobil kita baru 99 unit per 1.000 penduduk. Masih tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia atau Thailand. Artinya, ruang pertumbuhan industri otomotif kita masih sangat besar,” tegasnya.

Agus juga menekankan bahwa GIIAS kini menjadi salah satu pameran otomotif terbesar di dunia setelah China, menandakan posisi strategis Indonesia dalam peta industri kendaraan global.

ICE BSD Mulai Penuh, Lokasi Baru Dipertimbangkan

GIIAS 2025 menempati seluruh area ICE BSD, dari Hall 1 hingga Hall 11. Padatnya peserta dan pengunjung membuat Gaikindo mempertimbangkan untuk memindahkan lokasi ke area yang lebih luas, seperti kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).

“Kami mulai mempertimbangkan opsi relokasi. Bukan karena pameran tidak cukup sukses, justru sebaliknya—karena pertumbuhan ini harus tetap nyaman bagi semua pihak,” ungkap Nangoi.

Lanjut ke Daerah: GIIAS The Series Siap Digelar di 4 Kota

Usai penutupan GIIAS utama, rangkaian pameran akan berlanjut melalui GIIAS The Series, yang akan digelar di Surabaya, Semarang, Bandung, dan Makassar hingga November 2025.

Seri pameran ini diharapkan mampu menjangkau pasar daerah serta mendekatkan teknologi otomotif baru ke konsumen luar Jakarta. Makassar, yang terakhir menjadi tuan rumah GIIAS pada 2019, kembali masuk dalam daftar tahun ini.

Pameran Sebagai Wajah Optimisme Industri

GIIAS 2025 menandai pergeseran penting dalam strategi industri otomotif nasional. Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, pelaku industri memilih untuk berinvestasi dalam reputasi jangka panjang, edukasi teknologi, dan penciptaan pengalaman pelanggan yang lebih berkesan.

Baca Juga:  Harmoni Kebaikan: Menpora Dukung RJF 2025, Musik Jazz Sentuh Hati dan Renovasi Masjid

Penjualan mungkin belum pulih sepenuhnya, tetapi kehadiran GIIAS tetap jadi simbol optimisme dan kesiapan industri menghadapi masa depan otomotif yang lebih canggih, hijau, dan digital.***

Baca juga berita-berita menarik dialektika.id/ dengan klik Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *