DIALEKTIKA KUNINGAN — Masyarakat di wilayah perbatasan mengungkapkan sekelumit persoalan yang menjadi masukan kepada calon Bupati dan Wakil Bupati Kuningan nomor urut 03, H. Yanuar Prihatin – H. Udin Kusnedi.
Setelah Desa Sarewu di Kecamatan Pancalang, warga Desa Danalampah, yang merupakan wilayah perbatasan Kabupaten Kuningan di sebelah utara dan bertetangga dengan Kabupaten Cirebon, Minggu, 17 November 2024, menyampaikan aspirasinya saat ditemui oleh Paslon norut 3, Yanuar Prihatin – Udin Kusnedi.
Masyarakat Danalampah, seperti hal warga Desa Sarewu, mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan di wilayah perbatasan Kuningan-Cirebon ini.
Salah seorang warga, Sarmin, angkat bicara tentang harga kebutuhan pokok dan peralatan rumah tangga, dan beberapa barang lainnya di Cirebon lebih murah harganya. Maka, banyak orang di daerah tersebut lebih suka berbelanja ke kabupaten tetangga daripada di pusat perbelanjaan Kabupaten Kuningan.
Selain itu, lokasinya di dekat Gunung Ciremai membuatnya rawan letusan gunung berapi. Karena jarak yang jauh dari kantor BPBD dan Damkar, kadang-kadang terlambat ketika terjadi kebakaran.
Bahkan, pernah ada kejadian kebakaran, walau itu berada di wilayah Kabupaten Cirebon, saking jauhnya masyarakat di sana kadang harus meminta bantuan Damkar Kuningan.
Maka menurut warga, dibutuhkan adanya kerjasama baik antara pemerintah daerah Kabupaten Kuningan dengan Cirebon. “Terutama dalam pembangunan akses jalan hingga pemeliharan jalan, kami inginnya diprioritaskan,” ungkap masyarakat Desa Danalampah.

Yanuar Prihatin lantas menyatakan kesiapannya, jika ia terpilih menjadi Bupati Kuningan, senantiasa akan memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat Desa Danalampah. Pun, desa-desa di wilayah-wilayah perbatasan. “Tak hanya desa yang berbatasan dengan Cirebon. Baik desa-desa yang berbatasan dengan Brebes, Cilacap, Ciamis, dan Majalengka, Insya Allah saya akan perhatikan pembangunannya.”
Bahkan, Yanuar pun menginventarisir apa saja yang menjadi sumber daya alam hingga sumber daya manusia di desa-desa perbatasan, sebagai potensi pembangunan yang harus dikembangkan kemajuannya.
“Misal, ada desa penghasil buah mangga, buah rambutan, yang sekarang menjadi primadona ekspor. Masyarakat harus tahu, Majalengka kabupaten tetangga bisa mengekspor mangga jenis gedong gincu ke Jepang harganya mencapai Rp20 per buah bukan per kilogram. Kuningan punya desa penghasil rambutan, Desa Walahar, dan Benua Amerika, Eropa hingga Timur Tengah, di sana harga rambutan bisa mencapai Rp500ribu per kilogramnya,” ungkap mantan Anggota DPR RI dua periode ini.
Hal itu diutarakan Yanuar Prihatin sebagaimana hasil pengamatannya kala melaksanakan kunjungan kerja ke luar negeri semasa menjadi Anggota DPR RI.
Oleh karena itu, dirinya bersama Udin Kusnedi yang sudah “kahot” terkenal sebagai pengusaha hasil bumi, sudah menyiapkan konsep untuk mengatur tata kelola pertanian komoditas ekspor hingga pemasarannya.
“Pasalnya, untuk menjual produk ke luar negeri itu harus disesuaikan dengan selera pasar di sana. Apa permintaannya, nanti kita budidayakan di Kuningan gunu memenuhi pangsa pasarnya. Doakan kami menang di Pilbup Kuningan 2024, nanti percayakan Pak Haji Udin yang ahli di bidang ini, bakal mewujudkannya. Semoga berhasil, hingga masyarakat Kuningan punya daya saing global, perekonomian meningkat baik, semua merasakan kesejahteraan yang paripurna,” ucap putra Sekjen PBNU dimasa Gus Dur, pituin Desa Cipetir, Kecamatan Lebakwangi, KH. Ahmad Bagdja.
Kuningan Kabupaten Angklung
Untuk menjadikan “Kuningan Go International”, Yanuar-Udin juga menyampaikan ingin menjadikan Kuningan sebagai Kabupaten Angklung yang dapat mengangkat minat wisatawan baik lokal dan mancanegara sehingga tingkat kunjungan turis akan mendongkrak para pelaku usaha dan juga perekonomian masyarakat.
“Nah, untuk produk masyarakat, kita punya visi ‘Kuningan Kota Unggul’ dengan menetapkan satu produk unggulan setiap satu desa, dengan target sebanyak 150 desa sehingga desa-desa akan menjadi mandiri dan tidak lagi mengandalkan bantuan dari pusat,” kata Yanuar.
Berikutnya ditambahkan Udin Kusnedi, bahwa jika menjadi Wakil Bupati, bersama Yanuar Prihatin, akan membuka lapangan kerja dengan estimasi bisa menyerap 30 ribuan tenaga kerja guna mengurangi pengangguran. “Kita juga akan siapkan WiFi gratis di setiap desa untuk memberi akses informasi seluas-luasnya kepada masyarakat dan juga mendukung program digitalisasi serta meningkatkan gairah wirausaha di kalangan muda.”
Selanjutnya, perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Bantuan untuk pesantren, masjid, musholla, organisasi kemasyarakatan/kepemudaan/kemahasiswaan berikut kesejahteraan guru, guru ngaji, tenaga honorer, ASN, serta perangkat desa.
Termasuk juga bantuan modal UMKM, koperasi, kelompok tani, BUMDES, wirausaha muda dan pemula, serta wirausaha wanita. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari semula Rp350an miliar menjadi Rp1 triliun, dengan berbagai cara salah satunya menjalin kerja sama perdagangan antar daerah.
Program penting lainnya seperti menaikkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dari Rp2,8 triliun menjadi Rp4 triliun. Menargetkan sebanyak 25 ribu orang bisa berkuliah hingga jenjang S1. Serta masih banyak program-program lainnya.
“Saya dan Pak Haji Yanuar, sama-sama berangkat dari parlemen sebagai anggota dewan. Pak Yanuar DPR RI, saya DPRD Kuningan, tentunya kami itu rajin turun ke daerah pemilihan di Kuningan sehingga sangat paham kondisi dan telah memiliki solusi atas persoalan-persoalan yang harus segera diselesaikan,” kata Jiud sapaan akrab Haji Udin.
“Terlebih Pak Yanuar sebagai mantan anggota DPR RI itu memiliki jaringan yang luas, baik di tingkat pusat maupun internasional. Sehingga, mempermudah ketika menjadi Bupati Kuningan dalam mengakses kerja sama terutama guna menjaring investor berkontribusi membangun selama lima tahun ke depan,” tambahnya.
“Insya Allah ke depan, seluruh produk unggulan Kabupaten Kuningan kita akan siapkan program pemasarannya. Yanuar-Udin siap membangun kerjasama dengan luar daerah hingga luar negeri. Baik itu secara ‘G to G’, G to B, maupun ‘B to B’. Kami sudah membuat desain ekonomi Pemkab Kuningan secara makro,” pungkasnya.***
Baca juga berita-berita menarik dialektika.id/ dengan klik Google News.
