DIALEKTIKA KUNINGAN — Transformasi birokrasi dan penguatan sektor strategis di daerah kembali menunjukkan hasil positif.
Kabupaten Kuningan menjadi sorotan setelah dua aparatur sipil negaranya berhasil menembus 10 besar dalam ajang Seleksi PNS Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2025, sebuah pencapaian yang menandai kemajuan nyata dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.
Adalah Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., Penjabat Sekretaris Daerah sekaligus Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, yang masuk 10 besar Kategori Inovatif.
Sementara itu, Heni Entin Sulastri, guru dari SDN 4 Awirarangan, terpilih sebagai salah satu dari 10 ASN terbaik di Kategori Inspiratif.
Prestasi keduanya resmi tertuang dalam Surat Keputusan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat Nomor: 2386/KPG.03.06/PKAP, sekaligus menegaskan bahwa potensi aparatur di daerah tidak kalah bersaing dalam skala provinsi, bahkan nasional.
Lebih dari Sekadar Penghargaan
Keberhasilan Wahyu Hidayah dalam kategori Inovatif bukan hanya soal penghargaan pribadi, tetapi mencerminkan arah baru birokrasi daerah yang lebih adaptif, responsif, dan solutif terhadap tantangan pembangunan—khususnya di sektor ketahanan pangan dan pertanian.
“Prestasi ini adalah hasil kerja kolektif ASN Kuningan. Saya hanya menjadi bagian kecil dari gerakan besar untuk menghadirkan birokrasi yang berdampak bagi masyarakat,” ujar Wahyu.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga semangat inovasi sebagai bagian dari cita-cita Kuningan Melesat, visi daerah yang menekankan pelayanan publik yang unggul dan berkelanjutan.
Selama menjabat, Wahyu dikenal sebagai figur reformis yang mendorong program-program terobosan, seperti penguatan pangan desa berbasis partisipatif, regenerasi petani melalui pelatihan petani milenial, hingga integrasi sistem informasi pertanian.
Inovasi tersebut dinilai memberikan efek langsung terhadap peningkatan kemandirian pangan dan ekonomi desa.
Seleksi Ketat, Hasilkan Talenta Unggul
Ajang Seleksi PNS Berprestasi ini diikuti lebih dari 400 ASN dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.
Proses seleksi berlangsung ketat, mulai dari tahap administrasi, presentasi, wawancara, hingga visitasi lapangan.
Hanya 30 finalis dari tiga kategori—Inovatif, Inspiratif, dan Future Leader—yang berhasil lolos ke babak akhir.
Masuknya dua wakil Kuningan ke jajaran elit ini menunjukkan bahwa daerah tidak lagi menjadi penonton dalam percaturan kualitas ASN.
Sebaliknya, Kuningan kini mulai menunjukkan diri sebagai “inkubator” talenta birokrasi yang mampu bersaing dan berkontribusi pada perubahan sistemik di level provinsi maupun nasional.
Di tengah upaya nasional mendorong reformasi birokrasi tematik yang berorientasi hasil, pencapaian ini menjadi bukti konkret bahwa perubahan dari daerah memang mungkin dilakukan.
Apalagi di sektor strategis seperti ketahanan pangan, yang saat ini menjadi prioritas nasional di tengah ancaman perubahan iklim dan krisis pangan global.
“Ke depan, inovasi di birokrasi tidak boleh lagi berhenti di tataran gagasan. Ia harus hadir dalam bentuk program yang menyentuh masyarakat dan menyelesaikan masalah nyata,” tegas Wahyu.
Setelah sukses di tingkat provinsi, para finalis akan melanjutkan kompetisi di tingkat nasional melalui Anugerah ASN 2025.
Jika terpilih, mereka akan menjadi role model ASN nasional dan berpeluang membawa praktik baik ke level yang lebih luas.
Prestasi ini menjadi sinyal kuat bahwa kemajuan daerah sangat bergantung pada kualitas aparatur di dalamnya.
Kabupaten Kuningan telah menunjukkan bahwa dengan kepemimpinan visioner dan semangat inovasi, birokrasi daerah mampu bergerak lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih berdampak.***
Baca juga berita-berita menarik dialektika.id/ dengan klik Google News.
