DIALEKTIKA KUNINGAN — Di sebuah sudut tenang kota Grobogan, Jawa Tengah, badai kontroversi video viral mendadak mengguncang. Nama seorang ibu guru agama berinisial ST (35 tahun) menjadi sorotan setelah dugaan pelecehan terhadap siswa SMP mencuat ke permukaan.
Sebuah video yang viral di media sosial memantik diskusi panas, mengungkap sisi gelap ibu guru agama cantik yang tak terduga dari dunia pendidikan.
Menurut laporan, ST diduga telah merayu seorang siswa SMP untuk melakukan hubungan intim yang tidak pantas selama dua tahun terakhir.
Awalnya, siswa tersebut diajak belajar mengaji di rumah ST, namun situasi berubah menjadi mimpi buruk.
Dengan janji-janji manis seperti hadiah barang dan uang, ST diduga memanfaatkan posisinya untuk memenuhi keinginan pribadinya. Bahkan, ancaman nilai buruk menjadi senjata untuk membungkam korban.
Kisah video viral ibu guru agama cantik pacaran dengan siswa SMP di Grobogan ini semakin memilukan ketika korban, yang masih berusia 16 tahun, harus putus sekolah akibat trauma mendalam.
Keluarga siswa SMP itu kini mengirimnya ke pondok pesantren untuk memulihkan kondisi mentalnya. Sementara itu, warga sekitar mulai mencurigai perilaku ST hingga akhirnya memergoki tindakan tak senonoh tersebut.
Diketahu, kasus video viral ibu guru agama cantik pacaran dengan siswa SMP di Grobogan ini pun telah ditangani Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Grobogan.
Kasus video viral ibu guru agama cantik pacaran dengan siswa SMP di Grobogan ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya menjaga integritas dalam dunia pendidikan.
Guru, yang seharusnya menjadi teladan dan pelindung, justru menjadi ancaman bagi siswa yang dipercayakan kepada mereka. Masyarakat berharap agar keadilan ditegakkan dan korban mendapatkan dukungan yang layak untuk memulihkan kehidupannya.
Di tengah badai ini, muncul seruan untuk memperketat pengawasan di lingkungan sekolah dan memberikan edukasi kepada siswa tentang hak-hak mereka.
Kasus video viral ibu guru agama cantik pacaran dengan siswa SMP di Grobogan juga menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih waspada terhadap potensi penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan pendidikan.***
Baca juga berita-berita menarik Dialektika.id dengan klik Google News.
