Prediksi Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Masih Jauh dari Kata ‘Resesi’

Prediksi terkini pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023, jauh dari kata resesi berdasar pertimbangan berbagai faktor yang mempengaruhi.
ADITYA HERA NURMOKO, Dosen sekaligus Pengamat Ekonomi dari STIE YKP Yogyakarta, ADRI dan IALHI DIY Yogyakarta.*

Oleh : Aditya Hera Nurmoko Pengamat Ekonomi dari STIE YKP Yogyakarta, ADRI dan IALHI DIY

DIALEKTIKA (OPINI) — Saat ini, banyak perhatian yang ditujukan pada ekonomi Indonesia, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi di tahun 2023.

Sebagai seorang analis ekonomi, saya ingin memberikan prediksi terkini mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023.

Namun sebelumnya, mari kita lihat latar belakang dan perkiraan yang ada saat ini dari berbagai sumber, termasuk lembaga internasional dan ahli ekonomi.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi, saya akan memberikan analisis dan prediksi yang terbaik dan dapat diandalkan.

Ringkasan Perkiraan Indikator Ekonomi di Tahun 2023

Sumberdata : Sumber data : https://id.tradingeconomics.com/indonesia/indicators

Berdasarkan data di atas, terdapat beberapa indikator ekonomi yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2023.

1). Pertumbuhan PDB (y-on-y) pada tahun 2022 mencapai 5,01%, yang menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi yang positif. Namun, pertumbuhan PDB (q-to-q) menunjukkan fluktuasi pada setiap kuartalnya. Oleh karena itu, pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan mengalami kenaikan namun tetap perlu diwaspadai fluktuasi pada setiap kuartal.

2). Tingkat pengangguran pada tahun 2022 mencapai 5,86%, yang menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pada tahun 2023, tingkat pengangguran Indonesia diprediksi akan tetap stabil atau bahkan mengalami penurunan.

3). Tingkat inflasi pada tahun 2022 mengalami fluktuasi pada setiap bulannya namun secara keseluruhan masih di bawah 6%. Oleh karena itu, pada tahun 2023, tingkat inflasi Indonesia diprediksi akan tetap stabil atau bahkan mengalami penurunan.

4). Neraca perdagangan dan transaksi berjalan pada tahun 2022 menunjukkan adanya surplus. Oleh karena itu, pada tahun 2023, Indonesia diprediksi akan tetap mampu menjaga keseimbangan ekonomi dan keuangan.

5). Keyakinan konsumen pada tahun 2022 mengalami fluktuasi pada setiap kwartalnya. Namun, pada akhir tahun meningkat menjadi 112. Oleh karena itu, pada tahun 2023, keyakinan konsumen Indonesia diprediksi akan tetap meningkat.

Berdasarkan prediksi di atas, kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2023 diprediksi akan cenderung positif dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, tingkat pengangguran yang stabil atau menurun, tingkat inflasi yang stabil atau menurun, serta neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang seimbang. Namun, perlu diwaspadai fluktuasi pada setiap kuartalnya sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Beberapa Prediksi Ekonomi Indonesia di Tahun 2023 Oleh Beberapa Pihak

Berdasarkan informasi yang telah ada, terdapat perbedaan dalam prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 dari berbagai lembaga dan ahli ekonom. Namun, secara umum prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 diperkirakan akan berada di kisaran 4,7% hingga 5,3%.

Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 sebesar 4,8%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi China. Namun, Bank Dunia juga memproyeksikan adanya pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2% pada tahun 2022 menjadi 4,8% pada tahun 2023.

LPEM Universitas Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 akan berada di kisaran 5,18% hingga 5,20%, dengan pertumbuhan kuartal keempat sebesar 4,56%. Namun, ia juga memperkirakan bahwa pertumbuhan kuartal keempat akan lebih rendah dari kuartal ketiga karena efek basis yang rendah dan harga komoditas yang lebih rendah pada akhir tahun 2022.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan berada di kisaran 4,5% hingga 5,3%, dan diperkirakan akan terus meningkat menjadi 4,7% hingga 5,5%. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan pada tahun 2023, namun pertumbuhan ekonomi masih tetap positif.

Sejumlah ahli ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 akan melambat dari tahun 2022, dengan dipatok pada kisaran 5,3-5,9%. Inflasi diperkirakan berada di angka 2,0-4,0%, dan tingkat pengangguran terbuka diperkirakan berada di kisaran 5,3-6%.

Klimaks Perbedaan-Perbedaan Prediksi Ekonomi Indonesia tahun 2023

Perbedaan-perbedaan yang paling menonjol dari data-data tersebut adalah variasi dalam perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023. Sementara beberapa lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun tersebut berkisar antara 4,7% hingga 5%, beberapa ahli ekonomi memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 dapat mencapai kisaran 5,3% hingga 5,9%.

Selain itu, terdapat perbedaan dalam prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia antara Bank Indonesia dan Bank Dunia. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan berada pada kisaran 4,5% hingga 5,3%, sedangkan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun tersebut akan mencapai 4,8%.

Hal yang harus paling diperhatikan Pemerintah

Hal yang paling perlu diperhatikan dari data-data tersebut adalah bahwa meskipun banyak lembaga dan ahli ekonomi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan tetap positif, prediksi-prediksi tersebut menunjukkan adanya tren penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan berbagai langkah kebijakan ekonomi yang efektif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penurunan pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Menyikapi Perbedaan Prediksi

Secara keseluruhan, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 dari berbagai lembaga dan ahli ekonom berada di kisaran 4,7% hingga 5,3%. Meskipun terdapat perbedaan dalam angka prediksi tersebut, namun secara umum diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor-faktor seperti pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, volatilitas harga komoditas, dan ketidakpastian ekonomi global. Oleh karena itu, pemerintah dan Bank Indonesia perlu terus melakukan kebijakan yang tepat untuk mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia dan menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan yang ada.

Data Perkiraan  PDB Indonesia tahun 2023

Sumber data : https://id.tradingeconomics.com/indonesia/indicators

Berdasarkan data yang ada mencakup beberapa variabel terkait dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara, seperti pertumbuhan PDB kuartalan (q-to-q), pertumbuhan PDB tahunan (y-on-y), PDB atas dasar harga konstan, pembentukan modal tetap bruto, dan kontribusi sektor-sektor ekonomi seperti pertanian, konstruksi, manufaktur, pertambangan, jasa, dan utilitas.

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa pertumbuhan PDB secara kuartalan mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, mulai dari -1% di Q1/23, naik menjadi 3% di Q2/23, turun lagi menjadi 2% di Q3/23, dan turun drastis menjadi -1% di Q4/23. Namun, pertumbuhan PDB secara tahunan menunjukkan stabilitas yang cukup baik, dengan rata-rata 4,5% dan nilai terendah 4% di Q2/23 serta tertinggi 5% di Q3/23.

Selain itu, PDB atas dasar harga konstan juga mengalami peningkatan setiap kuartal, dengan kenaikan tertinggi di Q3/23 mencapai 3.117.148. Namun, perlu diingat bahwa kenaikan PDB tidak selalu mengindikasikan kesejahteraan yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat.

Pembentukan modal tetap bruto menunjukkan penurunan di Q3/23 namun kembali meningkat di Q4/23, sedangkan pertumbuhan PDB setahun penuh menunjukkan peningkatan menjadi 5,3%. Kontribusi sektor-sektor ekonomi menunjukkan variasi yang cukup besar, dengan sektor manufaktur menjadi penyumbang terbesar pada PDB dan tumbuh cukup stabil sepanjang tahun, sedangkan sektor konstruksi dan pertambangan mengalami fluktuasi yang cukup besar.

Perlu diperhatikan bahwa data-data tersebut harus dianalisis secara lebih mendalam dan tidak boleh dipandang secara terpisah satu sama lain. Misalnya, fluktuasi pertumbuhan PDB secara kuartalan dapat dihubungkan dengan faktor-faktor lain seperti kondisi pasar global, situasi politik, atau perubahan kebijakan pemerintah yang mungkin tidak terlihat dalam data-data lain. Oleh karena itu, diperlukan analisis yang holistik dan kritis untuk memahami gambaran ekonomi suatu negara secara lebih baik.

Prediksi Ekonomi Indonesia tahun 2023 Jauh dari Kata Resesi

Meskipun pada kuartal pertama 2023 terjadi penurunan pertumbuhan PDB, namun jika melihat pertumbuhan PDB setahun penuh, diprediksi bahwa pertumbuhan PDB akan mencapai 5,3%, yang merupakan angka yang cukup baik dan jauh dari kata resesi.

Selain itu, jika melihat komposisi PDB dari masing-masing sektor, terlihat bahwa sektor manufaktur memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan PDB dengan angka 20,6%, dan terus meningkat hingga mencapai 21,3% pada kuartal ketiga 2023. Seiring dengan itu, sektor konstruksi juga terus meningkat secara signifikan hingga mencapai 9,8% pada kuartal ketiga dan keempat.

Dengan demikian, secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa meskipun terjadi sedikit penurunan pertumbuhan pada kuartal pertama 2023, namun secara keseluruhan diprediksi akan terjadi pertumbuhan PDB yang cukup baik, yang didukung oleh kontribusi yang besar dari sektor manufaktur dan konstruksi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data di atas menunjukkan tren pertumbuhan ekonomi yang kuat dan jauh dari kata resesi pada tahun 2023.

Apa Resesi Ekonomi indonesia 2023 Masih Tertunda?

Berdasarkan prediksi IMF, sepertiga negara di dunia diprediksi akan mengalami resesi ekonomi pada 2023 (Kontan, 28 Februari 2023).  Ekonom juga memprediksi bahwa tahun 2023 akan menghadirkan resesi sampai bangkrut massal (CNBC, 29 Desember 2022). . Asian Development Bank (ADB) telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 dari 5,2% menjadi 5%, dan Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyatakan bahwa kondisi ini merupakan modal yang kuat untuk menghadapi prediksi resesi ekonomi tahun 2023 (Republika, 15 Desember 2022 dan Media Indonesia 25 januari 2023). Namun, saat ini tanggal 28 Februari 2023, resesi ekonomi Indonesia masih tertunda.

Apa Solusi Terbaik  Menyikapi Prediksi yang Belum Membuktikan Indonesia Resesi

Solusi terbaik untuk menyikapi prediksi yang salah tentang ekonomi Indonesia yang tidak resesi adalah dengan mempersiapkan dana darurat.  Jika terjadi kesalahan dalam prediksi tentang kondisi ekonomi Indonesia yang jauh dari resesi, maka beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:

1). Menganalisis kembali metode dan data yang digunakan dalam melakukan prediksi, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diidentifikasi dan diperbaiki untuk meminimalkan kemungkinan kesalahan di masa depan.

2). Membuat skenario alternatif sebagai bagian dari analisis risiko yang lebih realistis dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya perubahan dalam kondisi ekonomi global dan domestik.

3). Meningkatkan koordinasi antar lembaga pemerintah dan stakeholder terkait dalam memonitor dan mengevaluasi kondisi ekonomi Indonesia secara berkala.

4). Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan data ekonomi agar dapat lebih akurat dan dapat dipercaya.

5). Menjaga ketahanan ekonomi Indonesia dengan melakukan diversifikasi sektor ekonomi, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan penguatan sektor industri nasional.

6). Meningkatkan keterampilan tenaga kerja melalui pelatihan dan pendidikan sehingga dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas ekonomi Indonesia.

Selain itu, penting juga untuk menghindari membuat keputusan yang berdasarkan pada prediksi tunggal atau proyeksi yang tidak pasti, tetapi harus berdasarkan pada analisis yang menyeluruh dan evaluasi berkelanjutan terhadap perkembangan ekonomi Indonesia.***

Disclaimer:

Artikel Opini / Kolom Pakar / Materi Perkuliahan merupakan murni buah pemikiran / hasil riset penulis. Dialektika.id tidak bertanggungjawab atas copyrights dan bilamana terjadi sesuatu hal.***

Baca juga berita-berita menarik Dialektika.id dengan klik Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *