KOLOM PAKAR, DIALEKTIKA — Selama pandemi Covid-19 ini merupakan fenomena yang dinamis, penuh ketidakpastian, agresif dan penyebarannya bersifat eksponansial secara global dan memberikan dampak cukup signifikan terhadap sosial ekonomi dan kesehatan.
Kekhawatiran serta kegelisahan banyak negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia, khususnya butuh melakukan langkah-langkah konseptual, pun juga tindakan pemulihan sebagai konsekwensi timbulnya dampak-dampak pandemi Covid-19.
Langkah tersebut harus segera dilakukan karena penyebaran virus covid-19 pergerakannya lebih cepat dari peregerakan kita untuk melahirkan langkah untuk keluar dari krisis, melakukan pemulihan dan segera untuk membentuk masa depan Indonesia lebih kuat dan maju baik secara konseptual maupun langkah praktis.
Konsep Pandemi Covid-19 Global: Fenomena Through Chart dan The Hammer dan Big Dance.
Gambaran Konseptual Kontemporer Sosial Ekonomi Global
Warwick McKibbin dan Roshen Fernando (2020) dalam jurnalnya yang berjudul The Global Macroeconomic Impacts of COVID-19: Seven Scenarios menguraikan evolusi dan dampak ekonominya sangat tidak pasti, serta memberi goncangan (shock) 7 hal secara global.
Yaitu, tenaga kerja (labour supply), premi resiko ekuitas (equity risk premium) , biaya produksi (cost of production) , permintaan konsumsi (consumption demand), pengluaran pemerinah (government expenditure), angka kematian (mortality) dan kerugian PDB ( GDP Loss).
Sementara, Moody’s Analytics (2020) menjelaskan pendemi covid-19 secara sosial ekonomi ini mengakibatkan 5 resiko kerugian (downside risks) yaitu kebangkitan pandemi (pandemic resurgence), kekurangan ruang untuk kebijakan moneter, pengetatan anggaran fiskal dan kenaikan utang pemerintah, resiko inflasi global dan kerusuhan sosial.
International Monetary Fund dan World Bank memprediksi bahwa hingga di akhir kuartal IV di tahun 2020 angka pertumbuhan ekonomi global mengalami resesi sampai pada angka -3,3% walaupun kemudian mengalami rebound di tahun 2021.
Berbeda dengan IMF, JP Morgan tahun 2020 memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada angka -1,1% dan memberi pernyataan “…we (world) face a dual health and economic crisis that has pushed the global economy into a deep recession…”, sedangkan The Economist Intelligence Unit memprediksi perumbuhan ekonomi pada angka -2,2% dan menjelaskan “The global economic picture is looking bleak with recession in almost every developed economy across the world…”. Ketiga prediksi ini semua menyampaikan posisi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 mengalami minus. Kondisi terakhir angka pertumbuhan ekonomi global saat ini sudah mengalami rebound di angka 6% dan mempunyai potensi naik turun di sekitar angka tersebut.
Menurut laporan Policy Responses to Covid-19 oleh IMF, dukungan fiskal berbagai negara untuk penangangan Covid-19 dan pencegahan krisis ekonomi sangat beragam di dunia.
Australia mempunyai anggaran A$189 miliar (9,7% PDB) Termasuk A$125 miliar untuk memastikan aliran kredit di perekonomian, Kanada menyediakan anggaran $138 miliar (6,0% PDB) terrmasuk $85 miliar dukungan untuk keberlangsungan bisnis.
Tiongkok mempunyai RMB 1,3 triliun (1,2% PDB) terrmasuk pembebasan pajak dan kontribusi jaminan sosial. Perancis mempunyai EUR45 miliar (2% thd PDB) termasuk dukungan likuiditas ekonomi pemerintah juga menyediakan jaminan senilai EUR300 miliar (13% PDB) untuk pinjaman bank ke perusahaan.
Jerman menyediakan EUR156 miliar (4,5% PDB) termasuk hibah EUR50 pada UKM melalui KfW pemerintah juga menyediakan jaminan untuk pinjaman perusahaan senilai EUR822 miliar (24% PDB).
Italia mengalokasikan EUR25 miliar (1,4% PDB) termasuk dukungan supply kredit sebesar EUR5,1 miliar untuk memperlancar likuiditas perusahaan hingga EUR350 billion (20% PDB).
Korea mempunyai KRW16 triliun (0,8% PDB) Termasuk pinjaman dan jaminan bagi dunia usaha. Malaysia menyediakan RM6 miliar (0,4% PDB) termasuk pembebasan pajak temporer serta targeted cash transfer.
Arab Saudi menganggarkan $18,7 miliar (2,7% PDB) termasuk penundaan pajak dan peningkatan pembiayaan bagi sektor swasta. Singapura memiliki S$54,4 miliar (10,9% PDB) termasuk paket dukungan dan stabilisasi untuk dunia usaha, serta peningkatan skema pembiayaan dan pinjaman senilai $20 miliar.
Spanyol mempunyai EUR8,9 miliar (0,7% PDB) terrmasuk penundaan pajak bagi UKM dan self-employed untuk 6 bulan. Amerika Serikat menganggarkan $2,1 trilliun(10,5% PDB) ermasuk pinjaman dan hibah bagi dunia usaha.
Gambaran penanganan krisis covid-19 secara umum di dunia adalah Stimulus Fiskal : stimulus pada sektor terdampak, insentif pajak termasuk penundaan pembayaran pajak, social safety net, penjaminan pinjaman.
Stimulus Moneter & Sektor Keuangan: penurunan suku bunga, quantitative easing, liquidity swap arrangement, pelonggaran syarat kredit, fasilitas pinjaman bagi dunia usaha, penundaan pembayaran kredit. Penanganan sosial: lockdown, travel band/restriction, Physical distancing, work from home, study from home, melarang kegiatan publik, hukuman/denda bagi tindakan tidak patuh.
Gambaran Konseptual Kesehatan Global
Gambaran terkini kondisi pandemi covid-19 secara global dari sisi kesehatan menurut WHO sudah mencapai 185.291.530 kasus dan 4.010.834 kematian di dunia.
Gambarran penangnan Kesehatan di dunia adalah program pencegahan: pemakaian masker, cuci tangan, social distancing, rapid & swab test massal, vaksinasi, penguatan vitamin & imunitas. Penangnan terdamak : isolasi, menirikan rumah sakit covid-19, penangnan secara medis, penyediaan banyak obat, ventilator, oksigen dan alat kesehatan untuk penangnan covid-19.
Gambar 3 berikut menampilkan ada 2 gunungan grafik besar pandemic covid 19 secara global sebagai berikut :
Dari Gambar 1, 2 dan 3 di atas kita bisa menggambarkan pandemi covid- 19 hampir sama persis yang digambarkan oleh jurnal yang sangat terkenal menjadi rujukan awal secara konseptual bagaimana fenomena penyebaran covid-19 di dunia yaitu Jurnal Coronavirus: The Hammer and the Dance.
Dalam gambaran tersebut Tomas Pueyo menjelaskan fenomena penyebaran Covid-19 akan mengalam Namanya fa se the hammer (fase palu) and the dance (fase tarian). Fase palu/ fase grafik gunung pertama (the hammer) adalah fase dimana virus covid-19 akan bergerak sangat cepat secara eksponansial dan agresif sehingga kita juga harus bertindak secara cepat dalam penanganan virus covid-19.
Fase tarian/ fase grafik gunung kedua (the dance) adalah fase pengendalian setelah dilakukan fase the hammer agar terkontrol sampai adanya vaksinasi agar kondisi tetap aman. Berikut adalah gambaran secara konseptual dalam jurnal the hammer an the dance.
Kritik saya atas gambaran konseptual jurnal the hammer and the dance adalah bahwa kenyataananya fenomena pandemic covid-19 di dunia tidak seperti yang digambarkan oleh Tomas Pueyo bahwa setelah fase klimaks (fase the hammer) akan menghasilkan namanya fase the dance dimana ada gunungan kecil grafik pandemi karena adanya pengendalian. Menurut saya bahwa fenomena yang terjadi adalah justru sebaliknya, fase the hammer pada tahun 2020 menghasilkan yang namanya the big dance bukan small dance. Oleh arena itu, saya menyebut grafik pandemic covid-19 sebagai fenomena the hammer and the big dance.
Berdasarkan gambar 1, 2, 3 dan 4 saya menggambarkan secara konseptual sederhana bahwa pandemi covid-19 baik dari sisi sosial ekonomi dan kesehatan adalah bahwa gambaran secara sosial ekonomi saya menggambarkan grafik yang terbentuk adalah grafik palung atau through chart, sedangkan dari sisi kesehatan saya menggambarkan fenomena yang terbangun adalah the hammr and the big dance. Jadi saya menamakan fenomena pandemic covid-19 di dunia ini dari sisi sosial ekonomi dan kesehatan adalah sebagai ‘fenomena through chart dan the hammer and big dance’.
Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Sosial Ekonomi dan Kesehatan Indoneia
Gambaran Konseptual Dampak terhadap Sosial Ekonomi & Kesehatan Indonesia. 8 Shock Pandemi Covid-19.
Adanya Pandemi Covid 19 menurut BPS tahun 2020 mengakibatkan suasana ketidakpastian dan goncangan ekonomi (shock) terutama pada 7 bidang berikut :
a. Shock terhada ragam lapangan usaha
Lapangan usaha transportasi dan pergudangan menurut mengalami shock/ konstraksi sebesar -15,04%, pertambangan -2, 02%, industry pengolahan -1,38%, konstruki -0,79%, perdagangan -1,23%, pertanian 2,95%, lainnya -0,52%.
b. Shock terhadap expenditure
Ekonomi Indonesia yg berasal dari pengeluaran rumah tangga turun 2,07% dibanding tahun 2019) mengalami goncangan menjadi -2,63 %.
c. Shock terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi
Shock terhadap Laju pertumbuhan ekonomi paling parah terjadi terhadap laju pertumbuhan Bali & Nusa Tenggara yaitu -5,01%, laju pertumbuhan ekonomi Jawa -2,51%, laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan -2, 27%, laju pertumbuhan ekonomi Sumatra -1,19%, laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi 0,23%, laju prtumbuhan ekonomi Maluku & Papua 1,44%.
Shock/ Kontraksi pertumbuhan dan lebih buruk dari nasional adalah Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat. Shock/ kontraksi pertumbuhan tetapi lebih baik dari nasional adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, Papua Barat. Sementara Pertumbuhan ekonomi positif adalah Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua.
d. Shock terhadap resiko ekuitas
Total tabungan domestik bruto tahun 2019 sebesar 4.916,9 triliun rupiah digunakan untuk membiayai investasi nonfinansial sebesar 5.346,4 triliun rupiah. Kekurangan pendanaan dipenuhi dari tabungan luar negeri sebesar 429,5 triliun rupiah.
e. Shock terhadap PDB
PDB Indonesia dari triwulan II tahun 2020 mengalami minus yaiu tahun 2020
: triwuln I 2,97%, triwulan II -5,2%, triwulan III 3,49%, triwulan IV – 2,19% dan triwulan I tahun 2021 -0,74 %. Prediksi ini memang berbeda tipis dengan perhitungan IMF tahun 2020 yaitu -2,1% sedangkan BPS -2,19%.
f. Shock terhada tenaga kerja
Terjadi PHK besar-besaran terutama bidang usaha yang banyak terkena dampak terutama perhotelan/ pariwisata dan transportasi serta jasa sehingga mengakibatkan pengangguran. Pengangguran terbuka meningkat sebesar 2, 67 juta orang dibanding tahun 2019. Kegiatan ekonomi yang terhambat akibat pandemi Covid-19 berdampak pada bertambahnya jumlah penduduk miskin di tahun 2020 sebesar2, 76 juta orang.
g. Shock terhadap angka kematian
Menurut Satuan Tugas Penangnan Covid-19, jumlah kematian harian mengalami kenaikan paling tinggi di bulan April 2020 dan saat ini gelombang keda pandemic di tahun 2021 juga mengalami kenaikan di bulan Juli 2021. Berbagai penanganan kesehatan dan sosial yang saling berkaitan diantaranya adalah Pembatasan sosial terbatas, tes rapid dan swab massal, melarang atau membatasi kegiatan public yang berkerumun, vaksinasi, isolasi dan penangnan terdampak dengan mendirikan rumah sakit covid-19 dan penanganan yang terbaik oleh petugas medis.
h. Shock terhadap biaya produksi
Biaya produksi mningkat karena adanya pembatasan sehingga distribusi barang terhambat sehingga bahan baku dan biaya produkssi meningkat. Pada tahun 2020 mngalami inflasi sebsar 0,35% disbanding tahun 2019.
Dampak terhadap sosial ekonomi Indonesia ini memang bisa menggunakan konseptual 7 shock milik Warwick McKibbin dan Roshen Fernando. Tetapi dampak ini belum bisa mengakomodir adanya penggunaan teknologi informasi/ intrnet dimana di satu sisi merupakan perkembangan positif dari adanya dampak pandemic covid-19. Maka penulis menambahkan satu shock lagi sehingga menjadi 8 shock yaitu penggunaan teknologi informasi.
Konsep Masa Depan Ekonomi Indonesia
Keadaan sosial ekonomi dan kesehatan Indonesia sungguh sangat memprihatinkan dewasa ini dimana Indonesia sesungguhnya telah masuk dalam resesi dan krisis yang perlu langkah dan pemikiran maju serta tindakan yang cepat karena kita berkejaran dengan cepatnya penyebaran virus covid-19 yang menimbulkan 8 goncangan/ shock yang cukup menimbulkan kekhawatiran.
Menurut penulis ada beberapa langkah yang harus kita tempuh untuk masa depan ekonomi Indonesia, kemudian mensintessa beberapa konsep ekonomi yang selama ini memang menunggu kita untuk melahirkan pemikiran & tindakan untuk kemajuan konsep ekonomi Indonesia:
1). Berusaha untuk keluar dari krisis & Melakukan Recovery
Dampak dari sisi sosial ekonomi dan kesehatan uku berat dan keduanya saling berkaitan. Walaupun ekonomi adalah merupakan masalah utama, akan tetapi masalah penanganan dampak di sisi kesehatan tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Penanganan kesehatan yang cepat di sisi keehatan justru merupaan kunci yang sebenarnya, cepat tertangani maka ekonomi juga akan bangkit Kembali. Tetapi apabila penanganan ekonomi tidak dilakukan juga tidak akan bertaahan lama. Kuncinya adalah penanganan dalam bidang kesehatan yaitu penangnan covid-19 dengan cepat menjadi skala prioritas diiringi dukungan dari kebijakan dan penanganan di sisi sosial ekonomi. Dukungan kebijakan fiskal harus tepat sasaran dan disesuaikan dengan tahapan pandemi sampai pandemi berakhir, kebijakan fiskal harus tetap mendukung.
Peralihan recovery ekonomi pasca-pandemi mungkin panjang dan berat. Jika alokasi sumber daya produktif melemah harus tetap memperhatikan ruang kebijakan yang tersedia. Tanpa mengimbangi kebijakan, krisis akan memiliki efek terus-menerus. Jika pemulihannya lemah, dukungan fiskal yang lebih luas harus disediakan dan merupakan cara yang efektif untuk menangkal beberapa dampak resesi jangka panjang yang lebih merusak.
2). Melakukan Investasi untuk Masa Depan
Ada beberapa isu yang akan menjadi tantangan bagi kebijakan dalam jangka panjang, yaitu sisa imbas pasca pandemi baik dari sosial ekonomi yaitu Kerjasama internasional, efisiensi sumberdaya & ekonomi, tren gaya hidup sehat, revolusi teknologi informasi serta reformasi kerangka kebijakan. Ke depan, semua harus bekerja sama mengatasi konsekuensi global dari krisis tersebut. Membangun Ekonomi Indonesia menjadi maju, moderen, adil dan sejahtera merupakan investasi masa depan yang paling ideal untuk keberlanjutan bangsa dan negara ini.
3). Sintesa Konsep Pemikiran Ekonomi
Pekerjaaan lama yang sudah lama adalah mensintesa dengan baik dan bijaksana konsep pemikiran ekonomi yang selama ini masih berdialektika dan perlu terobosan agar menjadi jalan keluar gagasan masa depan konsep pemikiran ekonomi Indonesia. Diantaranya adalah sintesa antara :
– Konsep Ekonomi Pancasila vs Pasar Bebas
– Konsep Nasionalisme vs Internasionalisme
– Konsep Revolusi Digital Menuju Globaliasi vs De-globalisasi
– Konsep Ekonomi Kebijakan Intervensi Negara vs Ekonomi Pasar
Konsep tawaran penulis dari sekian resapan sintesa-sintsa di atas adalah Konsep Masa Depan Ekonomi Indonesia : Ekonomi Pancasila yang Berwawasan Global, Moderen, Nasionalisme stratejik dan Mengoptimalkan Pondasi Ekonomi Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
HL Feyisa , 2020. The World Economy at Covid-19 quarantine: contemporary review, International Journal of Economic and Finance
Jonathan Michie, 2020. The covid-19 crisis – and the future of the economy and economics, International Review of Applied Economics
Juan M Licari, 2020. Global Economic Outlook Walking on Thin Ice, Moody’s Analytics
Krzysztof Goniewicz, Amir Khorram-Manesh, 2020. Current Response and Management Decisions of the European Union to the Covid-19 Outbreak- A Review, MDPI
Maria Nicola, Zaid Alsafi, Catrin Sohrabi, Ahmed Kerwan, 2020. The Socio-Economic Implications of the Coronavirus and COVID_19 Pandemic: A Review, Elsevier Ltd on behalf of IJS Publishing Group Ltd
T.Ibn-Mohammed, K.B.Mustapha,2020. A critical analysis of the impacts of COVID-19 on the global economy and ecosystems and opportunities for circular economy strategies,Elsevier.
Warwick McKibbin , Roshen Fernand , 2020. The Global Macroeconomic Impacts of COVID-19- Seven Scenario, Asian Economic Papers, MIT Press
https://tomaspueyo.medium.com/coronavirus-the-hammer-and-the-dance-be9337092b56 https://www.imf.org
PENULIS:
Aditya Hera Nurmoko, S.IP., MM
Mahasiswa Program Doktoral Ekonomi UII, Dosen STIE YKP Yogyakarta, Lead Auditor ISO 9001:2015, Auditor CHSE Hotel & Usaha Pariwisata Indonsia, Komisaris Perusahaan, Konsultan KKMB DIY, Direktur Centre of Management Consultancy.***
- Buku Refleksi Setengah Abad Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia dari Perspektif Ekonomi dan Hukum
- UNIKU Jalin Kerjasama dengan 3 Perguruan Tinggi Yogyakarta
- Lulus SMA/SMK/MA Mau Lanjut Kuliah ke Universitas Kuningan, Simak Info PMB UNIKU 2024-2025 ini…
- 2-2 Hasil Thai Port vs Persib Bandung di Leg 2 AFC Champions League 2: Asnawi Mangkualam dan Ciro Alves Impresif, DDS Selamatkan Persib
- Yanuar Prihatin: Pilkada 2024 Terburuk di Kuningan